Kamis, 05 Oktober 2017

PERANAN PLANKTON BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

02.17 65 Comments
MAKALAH PLANKTONOLOGI
PERANAN PLANKTON BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah
Planktonologi







Disusun oleh :
TEWI RESIANA
NIM : 160254242014



PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2017











KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah saya ucapkan kepada sang pencipta tiada lain Allah SWT, Berkat karunia dan kesempatannya, saya dapat menyusun makalah ini dari informasi berbagai sumber terpercaya, dan saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “PERANAN PLANKTON BAGI KEHIDUPAN MANUSIA”.
Salawat beriring salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. Yang telah memberikan kita umatnya jalan menuju dunia yang penuh ilmu pengetahuan bagi kelangsungan hidup kita seperti sekarang ini.
Dalam penulisan makalah ini, saya sangat berterimakasih kepada dosen saya selaku dosen yang mengajar dimata kuliah Planktonologi Ani Suryanti atas bimbingannya, dan saya menyadari masih terdapat kekurangan dan ketidakmampuan saya menyusun makalah ini agar dimengerti banyak pihak. Namun, saya berusaha yang terbaik untuk dapat menunjukkan hasil dari kerja keras dalam membuat makalah ini. Saya berharap dengan makalah ini, dapat menambahkan ilmu pengetahuan bagi saya khususnya, dan bagi mahasiswa/i pada umumnya. Sehingga makalah ini dapat membantu menambah wawasan bagi yang membutuhkan.






BAB 1

PENDAHULUAN



1.1  Latar Belakang
Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan maupun hewan yang hidup melayang atau terapung secara pasif di permukaan perairan, dan pergerakan serta penyebarannya dipengaruhi oleh gerakan arus walaupun sangat lemah. Plankton berupa tumbuhan atau yang biasa kita sebut fitoplankton merupakan plankton yang tidak bergerak dan memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Keberadaannya ini memiliki fungsi yang sangat penting seperti tumbuhan yang ada di daratan. Selanjutnya, plankton yang berupa hewan yaitu zooplankton yang dapat bergerak meskipun pergerakannya terbatas. Sumber makanan zooplankton adalah fitoplankton, karena zooplankton tidak mampu berfotosintesis layaknya fitoplankton.
Meskipun plankton terbagi kedalam dua golongan, tetap saja secara umum planton baik itu fitoplankton ataupun zooplankton sama-sama memiliki peranan penting bagi suatu perairan. Kesuburan dari suatu perairan antara lain dapat dilihat dari keberadaan organisme planktonnya, karena plankton dalam suatu perairan dapat menggambarkan tingkat produktivitas perairan tersebut. Dalam sistem trofik ekosistem perairan, organisme plankton sangat berperan sebagai produsen dan berada pada posisi tingkat dasar, yaitu menentukan keberadaan organisme pada jenjang berikutnya berupa berbagai jenis ikan-ikan. Oleh karena itu, keberadaan plankton di suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan-ikan di perairan tersebut, terutam bagi ikan-ikan pemakan plankton atau ikan-ikan yang berada pada taraf perkembangan awal. Keberadaan plankton juga sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
Untuk itu dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai Peran Plankton bagi Kehidupan Manusia baik yang positif maupun negatifnya.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang sebagai berikut :
1.  Bagaimana Peran Postif Plankton bagi Kehidupan Manusia?
2.  Bagaimana Peran Negatif Plankton bagi Kehidupan Manusia?
3.  Bagaimana Peran Plankton dibidang non-perairan?

1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan yaitu :
1.   Pembaca dapat mengetahui Peran Positif Plankton bagi Kehidupan Manusia.
2.   Pembaca dapat mengetahui Peran Negatif Plankton bagi Kehidupan Manusia.
3.   Pembaca dapat mengetahui Peran Plankton dibidang non-perairan.

1.4 Manfaat penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu
1. Pembaca dapat menambah wawasan mengenai Peran Positif Plankton bagi Kehidupan Manusia.
   2.    Pembaca  dapat meningkatkan pemahaman mengenai Peran Negatif Plankton bagi Kehidupan  Manusia.
   3.     Pembaca dapat menambah wawasan mengenai  Peran Plankton dibidang non-perairan.

BAB II
PEMBAHASAN

 

     Plankton adalah biota air berupa hewan atau tumbuhan yang hidupnya mengapung, mengambang, atau melayang dalam air yang berukuran mikroskopis yang pergerakan tubuhnya terbatas tergantung pada arus. Plankton terbagi dua yaitu zooplankton (plankton hewan) dan fitoplankton (plankton tumbuhan). Fitoplankton bersifat autotrofik yaitu dapat menghasilkan bahan organik makanannya sehingga berfungsi sebagai produsen primer. Zooplankton bersifat heterotrofik karena tidak dapat memproduksi bahan makanannya sehingga dia berfungsi sebagai konsumen.
    Penelitian plankton dilakukan dari tahun 1676 oleh Antony van Leeuwenhoek yang menemukan mikroskop sederhana. Melalui penemuannya itu beliau berhasil membuktikan bahwa dalam air terdapat keankeragaman hayati yang berbentuk renik. Pada paruh abad ke 19 dilakukan pengkajian yang lebih serius oleh G.V Thompson yang pertama kali mengoleksi plankton dengan menggunakan jarring halus, dan melakukan pengamatan berkala di Irlandia tahun 1828. Kemudian disusul oleh Johannes Muller di Jerman yang mulai mengadakan kajian taksonomi, sekitar tahun 1845. Istilah plankton sendiri baru diintroduksi oleh Victor Hensen tahun 1887, yang berakar dari bahasa Yunani (Planktos) yang bearti menghanyut atau mengembara.
   Dalam fase kehidupannya plankton memiliki dua daur hidup yaitu Holoplankton dan Meroplankton. Holoplankton adalah plankton yang  menjalani seluruh daur hidupnya sebagai plankton. Fitoplankton dan sebagian zooplankton termasuk kedalam holoplankton. Meroplankton adalah plankton yang menjalani kehidupannya sebagai plankton pada stadium larva dan telur, contohnya larva-larva ikan, cumi, kekerangan, dll.
   Berdasarkan ukurannya plankton terdapat dua golongan yaitu net plankton dan non-net plankton. Net plankton adalah plankton yang dapat tertangkap oleh jarring. Net plankton terbagi atas mesoplankton yang berukurun 0,2 – 200mm, makroplankton berukuran 2 – 20 mm, dan megaloplankton yang berukuran 20mm. Non-net plankton adalah plankton yang diambil dengan botol air (Nansen atau niskin botol). Non-net plankton terbagi atas ultra plankton yang berukuran 2µm , nanoplankton memiliki ukuran 2 – 20 µm, dan mikroplankton yang berukuran 20 – 200 µm.

            Menurut habitatnya plankton terbagi atas 5 golongan. Haliplankton adalah plankton yang dihidup di air laut, hipalmiroplankton adalah plankton yang dihidup di air payau, potamoplankton adalah plankton yang hidup di sungai, heleoplankton adalah plankton yang hidup di kolam, dan limnoplankton adalah plankton yang hidup di danau.
Berdasarkan asal – usul plankton, plankton dibagi menjadi dua yaitu autogenic dan allogenik. Autogenik plankton, yakni plankton yang berasal dari perairan itu sendiri, sedangkan Allogenik plankton, merupakan plankton yang datang dari perairan lain.





     A.    Peranan Positif Plankton
       Seiring berjalannya berkembang pesatnya ilmu pengetahuan, penelitian mengenai plankton pun banyak dilakukan. Melalui penelitian yang telah dilakukan terungkap manfaat- manfaat di perairan yang terdapat pada plankton, yaitu :
    1.  Plankton adalah pakan alami bagi biota air karena mengandung banyak karbohidrat dan protein untuk pertumbuhannya. Ukuran plankton yang sesuai dengan ukuran mulut ikan kebanyakan. Kandungan protein dan karbohidrat yang terkandung dalam plankton juga tinggi. Juga perkembangan plankton yang tergolong cepat.
    2.  Plankton bisa menjadi peneduh yang melindungi  biota air karena dapat merasa aman dari sifat kanibalisme. Semua biota air memakan fitoplankton sebagai  produsen primer. Jika fitoplankton berjumlah sedikit atau sama sekali tidak ada, maka konsumen di perairan akan menjadi kanibalisme. Kehidupan plankton yang mengambang bisa meneduhkan perairan karena sinar matahari sebagian terserap oleh fitoplankton yang akan digunakannya untuk berfotosintesis.
      3.  Fitoplankton dapat menambah kadar oksigen terlarut dalam air (DO) yang diberikan melalui proses fotosintesis. Fotosintesis menghasilkan oksigen dengan reaksi : 6H2O + 6CO2 à C6H1206 + 6 O2 sehingga kadar oksigen terlarut bertambah. Namun hal itu hanya terjadi pada siang hari. Pada saat malam hari proses fotosintesis tidak terjadi karena tidak adanya cahaya matahari sehingga suplai oksigen berkurang. Dalam kondisi ini bakteri pengurai bekerja secara anaerob. Zat – zat yang dihasilkan bersifat toksik yang berakibatkan buruk bagi organisme perairan. Namun pada siang hari pun terdapat kemungkinan proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik karena nilai TDS (ukuran zat terlarut baik bahan organic maupun anorganik yang terdapat pada sebuah larutan) yang tinggi. Jika nilai TDS tinggi maka penetrasi cahaya akan berkurang  akibatnya proses fotosintesis juga akan berkurang.
    4.  Beberapa plankton dapat menurunkan zat beracun. Dengan cara mengikat zat – zat beracun juga timbal logam yang terkandung di perairan tersebut lalu mengendapkannya di bawah.
    5. Plankton dapat menjaga kestabilan suhu air. Plankton hidup mengambang dan juga plankton tersebut menutupi permukaan di perairan sehingga biota laut yang ada di dalamnya terlindungi karena fitoplankton membutuhkan sinar matahari untuk berfotosintesis, sehingga sinar matahari tidak langsung masuk ke dalam air, jadi suhunya dapat distabilkan.
    6. Plankton sebagai katalisator penyerap karbon. Phytoplankton berada dalam berbagai bentuk dan simbion, sehingga perannya sangat vital dalam kehidupan dan rantai energi di laut. Misalnya,phytoplankton jenis zooxanthellae melakukan simbiosis dengan binatang karang dan mampu menyerap CO2 menjadi karbonat yang selanjutnya tersimpan dalam bentuk kerangka kapur. Sebagian besar phytoplankton akan segera mati dan tergantikan oleh proses reproduksi. Jika bisa dikendalikan, sejumlah besar phytoplankton yang sudah menyerap CO2, bisa dikirim ke dasar laut sebagai karbon. Saat ini banyak penelitian para ahli untuk mengembangkan cara menampung CO2 melalui phytoplankton dan menyimpan di dasar laut.
    7. Secara tidak langsung plankton membantu proses terciptanya awan. Para ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan plankton secara tidak langsung dapat membuat awan yang dapat menahan sebagian sinar matahari yang merugikan. Ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan menyebabkan perbedaan suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya. Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah dan tidak saling tercampur. Plankton hidup di lapisan atas, tapi nutrisi yang diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan bawah laut. Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.Akibat kondisi malnutrisi ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya. Karena rentan terhadap sinar ultraviolet, plankton mencoba melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethylsulfoniopropionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka. Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethylsulfide (DMS). DMS kemudian terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara. Di atmosfer, DMS bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen sulfur DMS itu kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut untuk berkondensasi dan membentuk awan. Jadi, secara tidak langsung, plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas dari gangguan sinar ultraviolet.
   B.     Peranan Negatif Plankton
Selain memiliki dampak positif, plankton pun memiliki dampak negatif yang merugikan bagi bidang perairan, yaitu :
   1. Banyaknya bangkai zooplankton yang mengendap didasar tanah dapat menjadi racun. bangkai zooplankton yang mati bisa disebabkan karena bangkai plankton yang mati akan terurai, jika bangkai zooplankton teurai secara anaerob akan menghasilkan beberapa gas seperti H2S,  NH3, . Gas – gas tersebut bersifat racun jika dalam konsentrasi tertentu yang dapat menyebabkan kematian pada ikan.
    2. Pada plankton Heterosigma akashiwa plankton ini dapat membuat pernafasan ikan menjadi tersendat karena plankton ini menempel di insang. Heterosigma akashiwa mengandung hydrogen peroksida yang mempengaruhi insang ikan dan menutup pada respirasi mereka sehingga menghalangi oksigen yang masuk kedalam insang ikan.
    3. Cyanobacteria menghasilkan metabolit yang bersifat racun bagi organisme terresteral (darat) maupun akuatik dengan cara menghambat proses sintesis protein pada organ tubuh yang diserang. Racun – racun yang dihasilkan dapat menyerang liver, syaraf, dan kulit.
     4.  Fitoplankton menyebabkan blooming. Blooming merupakan fenomena yang terjadi akibat ledakan perkembangan yang begitu cepat dari sejenis fitoplankton. Biasanya dari kelompok dinoflagellata (phyrropyta). Blooming mengakibatkan penurunan produktivitas perairan dan kematian pada ikan – ikan yang hidup di air tersebut. Blooming ditandai dengan perubahan warna pada air yang mulanya jernih berubah menjadi warna-warna pekat, tergantung pada alga yang mengalami blooming, seperti kuning pekat, merah pekat,dll. Hal itu disebabkan karena eutrofikasi, yaitu pengayaan (enrichment) air dengan nutrien atau unsur hara berupa bahan anorganik (nitrogen dan fosfor) yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan sehingga kandungan oksigen terlarut dalam air semakin besar. Lama-lama akan muncul oksigen jenuh berupa gelembung udara yang berasal dari oksigen tak terlarut. Oksigen tak terlarut itulah yang mengakibatkan ikan – ikan mati.
    5.  Beberapa Cyanophyta  dapat menghasilkan Geosmine yang menyebabkan bau lumpur pada daging ikan dan udang. Hal ini disebabkan karena tingginya kandungan nitrogen dan fosfor pada bahan organic dalam air. Geosmine dihasilkan oleh melimpahnya fitoplankton atau biasa disebut blooming.
    C.    Peranan Plankton dibidang non-perairan
Plankton pun memiliki manfaat dibidang non perairan diantaranya : 
        1.      Asterionella japonica dan Asterionella notata mengandung antibiotik yang sama seperti penisilin dan steroptonisin. Hashimoto (1979) menyatakan bahwa penelitian terhadap antibiotik pada alga bersel satu dan bersel banyak telah dilakukan secara luas selama dekade 1950 sampai 1960. Akibatnya, banyak spesies alga telah ditemukan memiliki efek menghambat pertumbuhan bakteri, alga, virus, dll. Asam lemak, bromofenol dan terpenoid telah diisolasi sebagai komponen antibiotik dari alga. Asam lemak merupakan komponen biologi yang umum dan tidak dianggap sebagai racun. Bagaimanapun, kadang-kadang asam lemak bersifat racun bagi organisme laut karena kuatnya sifat aktif permukaan. Alga hijau bersel satu, Chlorella vulgaris, menimbun asam lemak antibakteri yang disebut chlorellin. Asam lemak ini tampaknya berasal dari oksidasi lipida. Senyawa antibakteri yang disebut komplek sarganin diperoleh dari ekstrak ether alga coklatSargassum natans, alga merah Chondria littoralis dan lain-lain dengan cara fraksionasi dalam kolom alumina dan dengan cara kromatografi lapisan. Komponen utamanya berupa asam mudah-menguap yang bersifat menghambat bakteri, jamur dan sel tumor, tetapi tidak beracun bagi hewan pengerat. Substansi penghambat bakteri, seperti Staphylcoccus aureus, telah diekstrak dengan kloroform-metanol (perbandingan 2:1) dari diatom Asterionella japonica. Substansi ini memiliki asam lemak berantai panjang dengan lima ikatan ganda. 


            2.      Di bidang kesehatan, Spirulina banyak ditemukan di obat-obatan herbal. Micro Blue Green Algae (ganggang biru hijau mikro) adalah tumbuhan laut yang terdiri dari sekitar 6000 spesies. Dari 6000 spesies itu,   Spirulina pacifica adalah spesies yang terbaik. Spirulina pacifica mengandung berbagai macam antioksidan, dari antioksidan biasa hingga antioksidan terbaik : Betakaroten, Klorofil, Xantofil, Fikosianin, C-Axantin dan SOD (Superoxide Dismutase). Penjelasannya:

ü  PROTEIN 4X Daging Sapi
Kandungan Asam Amino dalam Spirulina selaras dengan rekomendasi FAO (Food & Agriculture Organization). Penyakit degeneratif seperti jantung, ginjal, hati dan kanker dapat muncul antara lain karena kurangnya asupan asam amino pada kurun waktu yang relatif panjang karena terhambatnya regenerasi sel.
ü  ZAT BESI 60-68X Bayam
Zat besi diperlukan dalam darah untuk mengikat dan membawa oksigen. Wanita umumnya rawan resiko anemia zat besi karena secara berkala mengalami menstruasi. Demikian juga dengan wanita hamil yang memerlukan zat besi lebih banyak untuk pertumbuhan janin.
ü  KLOROFIL 2X Alfalfa
Meningkatkan pertahanan tubuh, membersihkan darah, anti septic, pembentukan sel darah merah, membuang racun.
ü  KALSIUM 5X Susu Sapi
Membantu fungsi jantung, memelihara tekanan darah, membantu pertumbuhan tulang dan gigi, menguatkan tulang, mencegah osteoporosis, membantu menetralkan keasaman tubuh.
ü  SELENIUM dan ZINC
Menghambat proses penuaan, membantu masalah menopause, meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah kanker, meningkatkan produksi sperma yang sehat dan aktif, menguatkan tissu jantung, memelihara fungsi ginjal, memelihara prostat, memperbaiki daya seksual.
ü  VITAMIN B1
Kandungan Vitamin B1 dalam 10 tablet Spirulina = 3 mangkok nasi = 5 ekor ikan tuna ukuran sedang. Memelihara proses metabolisme protein, lemak dan karbohidrat; membantu sistem syaraf, menurunkan toksin alkohol, memelihara fungsi jantung, memeliharan tingkat keasaman lambung.
ü  VITAMIN B2
Kandungan Vitamin B2 dalam 10 tablet Spirulina = 140 butir anggur hijau. Memelihara dinding usus, membantu produksi sel darah merah, membantu metabolisme karbohidrat, merangsang kerja enzim.
ü  VITAMIN B3
Kandungan Vitamin B3 dalam 10 tablet Spirulina = 3 buah jeruk. Mencegah defisiensi / kekurangan asam lambung, memeliharan sistem syaraf.
ü  ENZYME S.O.D.
Mencegah radikal bebas yang kuat, memperlambat penuaan dini, mencegah kanker.
ü  VITAMIN B12 6X Hati Sapi
Memelihara sel darah merah, penting untuk inti sel (DNA, RNA), meningkatkan kecerdasan (IQ), memelihara sistem otot, penting bagi vegetarian.
ü  GAMMA LINOLENIC ACID (GLA) 3X Evening Primrose
Mencegah alergi kulit pada anak-anak, memelihara tekanan dan sirkulasi darah, mencegah asma dan kanker, mencegah PMS (Pre Menstrual Syndrome), memperlambat proses penuaan, memelihara kecantikan kulit.
ü  BETAKAROTEN 25X Wortel
Memelihara daya tahan tubuh, menghapus radikal bebas, mencegah kanker
- Radikal bebas yang berlebihan dan cadangan antioksidan yang sedikit memudahkan timbulnya sel kanker
- Sumber radikal bebas adalah toksin atau bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang tercemar, air yang tercemar dan udara yang tercemar; menyebabkan kerusakan sel membran dan inti sel (DNA). Jika berlebihan mengakibatkan mudah sekali terjadi mutasi gen yang akhirnya menjadi sel kanker.
ü  VITAMIN E 3X Tunas Gandum
Memperlambat proses penuaan, memelihara kesehatan jantung, sebagai antioksidan, mencegah radikal bebas, meningkatkan daya seks, menghilangkan toksin  / racun dalam liver.

3.      Pada bidang industri dan rumah tangga. Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Ordo Radiolaria, kerangkanya dari kersik, jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok alat-alat rumah tangga dan bahan peledak. 
      Exp : Acanthometron dan Collosphaera




Daftar Pustaka
http://www.sidik.litbang.kkp.go.id/index.php/searchkatalog/download DatabyId/2178/261-268.pdf
http://arsip-perikanan.blogspot.com/2012/05/antibiotik-dari-bakteri-alga-laut-dan.html